Selasa, 29 Mei 2018

SIAPAKAH AKU ?


Ini sebenarnya pertanyaan yang memiliki banyak jawaban. Sehingga, perlu banyak penafsiran juga. Kalau menurutku sih, setiap jawaban itu tergantung sudut pandang yang punya jawaban. Iyaalaah…betewe, perkiraan kedepan omonganku ini akan banyak gak pentingnya. Hal-hal yang wajar, pasti bakal ku bahas. Sekilas kayak leluconnya cak lontong getto.. secara tidak langsung dan secara blak-blakan, sepertinya aku lumayan kagum juga sih sama cak lontong. Omongannya yang rasional itu, sering membuat hati ini tertawa. Kenapa hati ? karena tiba-tiba mulut dan wajah ini juga bakal ikutan tertawa, bahkan gak cuma itu saja, tubuh ini juga ikutan tertawa. Contohnya, tawa gulung-gulung di tanah, alas, tikar, kasur, pokoknya apa saja yang ada di bawah. Duhh… perlu ta ini dibahas ? sepertinya omongan ini akan banyak yang ngelanturr. Pffftt… OMONG GAK PENTING

Oke, kembali ke siapa aku. Karena setiap pertanyaan itu akan dijawab berdasarkan sudut pandang penjawab (penelitian versi guwe kalee), ya mungkin ini pertanyaan akan kujawab versi guwe jugaak. Kalau jawabanku sih, aku adalah seseorang yang pasti lahir didunia yang dikaruniai nama…… (perlu ta aku kasih namaku?). iya mungkin, ini tahap aku harus berkenalan yaa. Soalnya, kedepannya aku akan sering-sering nih nulis gak penting kayak gini. Aku suka aja gitu loh, menggunakan keyboard2 ini. Daripada skripsi terus, mending ikut memberdayakan si keyboard untuk lelucuan juga, gak hanya untuk ngetik si serius skripsi ajaa. Nah kan, udah kedua kalinya ngelantur, pffft… disini aku mencoba untuk memperkenalkan nama. Dari sekian banyak manusia yang hidup di dunia, mereka mengenal aku sebagai sebutan Suci. Sorry, maksudnya disini aku bukan manusia suci. Tapi aku biasa dipanggil Suci. Yaah itu sebagian besar manusia ya, kalau sebagian kecilnya contohnya adalah keluarga aku, aku biasa dipanggil Ana. Saat inipun, di kalangan keluarga, aku masih dikenal sebagai Ana. Tidak ada kata suci. Nahh… dari sini kerenan mana coba ? si Ana atau si Suci ?

Tahukah ? bahwa sebenarnya presentase aku protes tentang nama itu lumayan banyak lho. Misalkan aku lagi sekolah terus menerima pelajaran, nih. Buanyaakkk hal2 yang terus memanggil namaku dalam pelajaran tersebut. Tentang bersuci dari najis lah, mengenai orang suci, bulan yang suci, bahkan bendera merah putih pun mengisyaratkan bahwa merah itu berani dan putih itu suci. Siapa cobak, yang gak mengalami tekanan batin? Seringkali guru ataupun dosen manggil nama luu, padahal memang itu sedang pelajaran. Pernah ni ya, waktu guru presensi dan memanggil murid2ya, ketika tiba namaku yang dipanggil, ada pertanyaan,”Suci apa masih suci?” nahh, aku harus berekspresi gimana ? sok2an tertawa ? ahh udah bassii.. Mungkin aku yang terlalu baper kali yaa. Belum lagi tuh di kehidupan informal, teman2 juga sering bilang,”suc, aku tadi ketemu dirimu lho. Di lantai masjid.” Wow… serasa aku pengen lari dari dunia ini, bung. Terus endingnya, aku protes sama orang rumah. Kenapa sih dulu namaku suci ? keluar lagi dah, rasa tidak bersyukurku ini. Tapi orang2 rumah menjawab dengan sok baik agar berkurang kesedihanku,”ya biar engkau menjadi orang yang baik, suci”. Yakalii… itu begitu alay sekali (menurutku). Ah sudahlaah tekanan batin hidup dengan nama si suci.

Sesungguhnya nama panggilan ini tercipta ketika aku memasuki masa sekolah. Sebelum sekolah, aku hidup di lingkungan keluarga inti dan tetangga, namaku itu adalah Ana bukan Suci. Karena di sekolah TK sudah banyak yang namanya Ana, makanya berubah deh, mana panggilanku. Diubah karena nama depanku itu suci. Ana itu nama akhirku. Masa SD aku tak berencana merubah ke Ana lagi, karena teman TK ku juga menjadi teman SD ku. Kemudian saat SMP, harusnya aku mampu mengganti nama panggilan, itupun tak kulakukan. Saat berkenalan, aku memperkenalkan diri bahwa bisa dipanggil suci. Nah, setelah dewasa aku baru sadar, bahwa itu awal kesalahan ku sendiri. Terus SMA, aku juga tak merubahnya. Kuliahpun juga. Apalagi teman sekos ku, namanya juga Ana. So, dimana2 nama Ana sebenarnya itu sudah pasarann bangett.. tapi malu juga dengan nama Suci. Oh serba salah.. Yang paling nyakitin itu adalah, ketika menemukan teman dekat yang teryata nama ibunya itu juga Suci. Mau ditaruh mana cobak muka ini ? Coba ya, berpikir rasional. Ibunya teman luu itu pasti udah berumur sekitar 40an kan. Dan itu namanya samaan dengan nama teman dekat anaknya. Gimana cobak waktu luu harus main kerumah teman lu itu ? ketika ibu teman luu, harus manggil nama lu yang ternyata sama dengan nama ibu itu. Sakitttt gitu lohh. Apalagi  tetangga jauh sih, itu juga ada yang namanya Suci. Dan itu juga sudah punya cucu. Ahhh terasa banget yahh ini hidup.

LATAR BELAKANG KARYA


Apasih yang membuatku ingin menulis hal-hal gak penting ini ? Ya karena aku menganggap bahwa aktifitasku yang lain juga gak penting. Aku memang sekarang dalam proses pengerjaan skripsi. Tapi hidupku gak melulu itu saja kan ? aku kan butuh refreshing juga. Yah mungkin produktif yang meguntungkan itu mungkin kita setidaknya sudah punya bisnis sendiri, yang intinya mendapatkan uang. Hahha… tapi aku gak yakin kalau aku punya bakat yang seperti itu. Mungkin selingan bakatku adalah untuk hidup nganggur seperti ini. Tapi sih aku menganggap ini hal positif, daripada aku harus nyinyir di postingan status orang ? pasti banyak menuai pro dan kontra, kemudian aku banyak musuh, dan aku terkenal, terus masuk tivi, dapat uang, dibuang deh setelah gak terkenal (imajinasi yang kebangetan). Ahh.. aku tak mau melibatkan orang lain demi mensukseskan kengangguranku ini. Biarlah aku bernganggur-nganggur ria.

Sebelum aku kepikiran untuk menulis hal gak penting ini, aku suka sih nonton film di laptop. So sebelumnya aku harus berburu film terlebih dahulu. Ribet-ribet datang ke kampus, untuk wifian dan mendapatkan film. Oh, aktifitasku begitu luarr biassaa. Luar biasa gabut, maksutnya. Setelah kupikir-pikir, kalau aku terus-terusan nonton film di laptop, kasihan juga ini si laptop. Nanti dia rusak aja, ya gak mau laah.. Aku kan masih muda, kedepaannya pasti membutuhkan si laptop ini. Jadi, aku perlu merawat baik2. Tapi dengan adanya aku menulis hal yang gak penting ini, aku juga kasihan sama keyboard nya. Gimana nanti kalau dia segera pensiun sebelum waktunya. Aahaha... sungguh ya, sebenarnya kengangguran ini memberikan efek-efek buruk. Atau kugunakan untuk tidur kengangguran ini ?apakah produktif ? memang ada untungnya ? mungkin untungnya ada pada masa depanku kelak, yang bisa hidup sehat. Karena di masa mudaku, aku hidup di jam normal. Sehingga aku menjadi pribadi yang sehhattt… (mungkin)

Gak apa-apa lah yaa.. menuliskan segala bentuk keluh kesah ini. Terkadang kita juga butuh yang namanya curhat. Inilah curhat yang diekpos. Serasa hidupku ini gak ada rahasia-rahasianya. Begitu murahnya, pengalaman hidupku inii. Hufttt… dasar pengangguran yang sok banyak alasan.

x